JALAN SALIB adalah salah satu
devosi dalam Gereja Katolik. Kegiatan ini amat dianjurkan oleh Gereja, dan
penyelenggaraannya sebaiknya selalu disesuaikan dengan masa-masa liturgi,
bersumber pada dan mengarah kepada liturgi Jumat Agung. Oleh karena itu paling
cocok kalau Jalan Salib dilaksanakan pada hari Jumat Agung, misalnya pagi hari,
karena sore hari selalu dipakai untuk Liturgi Jumat Agung Agung
Devosi Jalan Salib baik dilaksanakan selama Masa Prapaskah,
terutama setiap hari Jumat. Di luar Masa, Prapaskah, devosi ini dapat
dilaksanakan misalnya dalam suatu ziarah, atau dalam suatu khalwat (pengasingan
diri di tempat yg sunyi untuk untuk menenangkan pikiran dan beribadah). Tujuan
utamanya adalah untuk mengenangkan peristiwa sengsara yang dialami-Nya.
Kesengsaraan Yesus itu dimaknai dalam Jalan Salib melalui 14 perhentian,
yaitu:
·
Perhentian I: Yesus
Dijatuhi Hukuman Mati
·
Perhentian II: Yesus
Memanggul Salib
·
Perhentian III: Yesus
Jatuh untuk Pertama Kali
·
Perhentian IV : Yesus
Berjumpa dengan Ibu-Nya
·
Perhentian V : Yesus
Ditolong Simon dari Kirene
·
Perhentian VI : Wajah
Yesus Diusap oleh Veronika
·
Perhentian VII: Yesus
Jatuh untuk Kedua Kalinya
·
Perhentian VIII : Yesus
Menghibur Perempuan-perempuan yang Menangisi-Nya
·
Perhentian IX : Yesus
Jatuh untuk Ketiga Kalinya
·
Perhentian X : Pakaian
Yesus Ditanggalkan
·
Perhentian XI : Yesus
Disalibkan
·
Perhentian XII: Yesus
Mati di Salib
·
Perhentian XIII: Yesus
Diturunkan dari Salib
·
Perhentian XIV: Yesus
Dimakamkan
Keempat belas
perhentian itu mengajak umat Katolik untuk semakin meresapi betapa Yesus amat
menderita mulai dari saat Dia diserahkan untuk dihukum mati, sampai Dia
dimakamkan setelah mati di kayu salib.
Dengan menjalani rute
Jalan Salib di tempat ziarah (Gua-gua Maria), umat diharapkan meneladani sikap
Yesus yang menjalani prosesi penyaliban-Nya dengan berserah penuh pada Allah
Bapa. Bukan semata-mata sebagai ibadah. Kenangkanlah bahwa Yesus tak pernah
mengeluh, meski sempat terjatuh sampai tiga kali saat Dia memanggul salib yang
berat.
Demikian umat Katolik
bisa menghormati makna penebusan dosa ketika Yesus disalibkan sekaligus
mengamalkan teladan Yesus yang bersedia memanggul salib dalam hidup
sehari-hari. Hendaklah tiap hari kita selalu bersyukur karena segala dosa kita
telah ditebus oleh-Nya dengan darah mulia. Juga tetap semangat dalam menjalani
kehidupan, meski kadang ada halangan dan rintangan.
sumber:http://ziarah-santa-maria.blogspot.com/2011/12/memaknai-jalan-salib.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar